MENGENAL LEBIH DEKAT INDONESIA AIDS COALITION (IAC)

MENGENAL LEBIH DEKAT INDONESIA AIDS COALITION (IAC)
Dok IAC
Dok IAC

Kamis 12 Maret 2015 lalu, kami Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Tangerang berkunjung ke kantor Indonesia AIDS Colation (IAC), yang bertempat di Jl.Tebet Timur Dalam X D No.3 Tebet Jakarta Selatan. Tepat pukul 13:15 WIB tiba di IAC dan langsung di sambut ramah oleh seluruh staf IAC yang kebetulan sedang berkumpul di ruang utama.

Kedatangan KPA Kabupaten Tangerang ke IAC bertujuan untuk lebih mengenal dekat IAC serta mencari tau apa saja yang dikerjakan IAC dalam upaya kerja penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia. Kami langsung bertemu dengan founder IAC yaitu Aditya Wardhana atau dipanggil mas Edo dan juga Sindi Putri yang merupakan Advocacy and Policy serta Irwandy Widjaja merupakan Community mobilization di IAC.

Di sela-sela kesibukannya mas Edo masih sempat melemparkan canda tawa yang renyah untuk mencairkan suasana, kami merasa nyaman berada di ruang kerja utama IAC. Dan kami pun terpaksa harus menunggu beberapa saat karena kawan-kawan IAC harus melakukan pertemuan internal untuk melakukan pembahasan mengenai Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang pada saat ini menjadi salah satu prioritas kerja IAC dalam mengintegrasikan JKN terhadap hak-hak layanan kesehatan bagi Orang Dengan HIV AIDS (ODHA).

Selang berapa lama kemudian kami diberikan kesempatan untuk ikut dalam sebuah diskusi mengenai JKN tersebut, kami memperhatikan gambaran konsep besar dari advokasi yang dilakukan oleh IAC untuk melakukan pembelaan hak-hak ODHA dalam mengakses layanan kesehatan melalui BPJS …, “wah seru sekal diskusi tersebut”. Pada akhirnya kami diberi kesempatan untuk melakukan wawancara dengan Sindi dan Irwandy.

Yuuk.. kita simak wawancara singkat kami dengan kedua penggiat IAC ini.

Dok KPA Kab. Tangerang
Dok KPA Kab. Tangerang

KPA : Boleh ceritakan donk kepada kami mengenai IAC itu… dan apa saja yang dikerjakan IAC?

Sindi : Tentang IAC itu sendiri adalah sebuah organisasi berbasis komunitas yang bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas dan partisipasi masyarakat dalam program AIDS.

Visi kami adalah dunia tanpa stigma dan diskriminasi di mana hak-hak ODHA dan populasi yang terdampak AIDS lain diakui, dilindungi dan dipenuhi.

Misi IAC adalah untuk bekerja dengan dan untuk populasi kunci yang terkena dampak untuk menjamin pemenuhan hak-hak ODHA, penciptaan lingkungan yang memungkinkan dan untuk mempromosikan pemerintahan yang baik dari program AIDS sehingga partisipatif, transparan dan akuntabel.

Tujuan kami adalah untuk tetap berjuang untuk perbaikan. IAC telah berkembang menjadi sebuah organisasi ODHA yang mampu memobilisasi masyarakat untuk melakukan kampanye dan advokasi dalam rangka memenuhi hak-hak dasar ODHA dan kelompok yang terkena dampak AIDS.

Koalisi AIDS Indonesia (IAC) didirikan pada tahun 2011, meskipun kami tergolong organisasi muda, kami telah membuat lompatan signifikan dalam kinerja kami. Kami ingin secara khusus menekankan hak atas kesehatan, pendidikan, pekerjaan, penghidupan yang layak dan hak-hak ODHA anak.

KPA : Apa yang dapat dilihat terhadap perkembangan upaya penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia hingga saat ini berdasarkan kacamata IAC?

Sindi : setelah kurun waktu 20 tahun hingga sekarang ini, telah banyak capain yang dilakukan terhadap penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia. Kalo bentuk konkrit yang bisa dilihat misalnya pada pelayanan kesehatan dan juga ketersedian Anti Retroviral Virus (ARV) yang telah di akses oleh ODHA di Indonesia sudah cukup mudah. Untuk pembiayaannya juga melalui SK KEMENKES telah mengalihkan pembelajaan ARV ke dana nasional yaitu 95% menggunakan dana APBN dan 5% menggunakan dukungan dana luar dalam pembiayaan ARV lini 2.

Partisipasi kelompok masyarakat sipil pun sudah sangat banyak dalam pelibatan untuk mendorong penanggulangan HIV dan AIDS di Indonesia agar lebih baik. Artinya peran dari kelompok yang ada di nasional hingga daerah juga sudah mulai terlihat.

KPA : Strategi penanggulangan yang dilakukan berdasarkan analisa IAC seperti apa untuk mendorong dari level Nasional hingga Daerah?

Sindi : Ada kebijakan yang saling bertentangan antara kebijakan yang lain, maka kami melakukan sebuah analisa dan kajian dan memberikan rekomendasi serta melakukan aksi perubahan kebijakan tersebut. Kebijakan yang dikeluarkan di level nasional tidak bisa terimplementasi dengan baik di daerah, contohnya masih ada diskriminasi terhadap akses pelanyanan di daerah. Misalnya dalam hal asuransi, seperti saat ini kami mencoba mendorong sebuah proses kebijakan terhadap Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk ODHA.

Irwandy : Kami bekerja untuk orang-orang yang terinfeksi HIV, maka kami akan mendorong kebijakan-kebijakan yang ada mulai dari nasional hingga daerah, khususnya perubahan kebijakan yang tidak berpihak kepada orang yang terinfeksi. Disinilah peran dari orang yang terinfeksi juga harus berpartisipasi dan menentukan arah kebijakan penanggulangan itu sendiri.

KPA : Baiklah ini adalah pertanyaan terakhir kamiâ, minta pernyataan penutup dari kalian berdua terhadap upaya penanggulangan HIV dan AIDS?

Cindy : Isu tidak bisa hanya didukung oleh multi stakeholder, namun peran dari komunitas harus kuat maka komunitas bukan sekedar di level beneficiary tapi harus lebih dari itu.

Irwandy : Komunitas harus memulai kerja yang dapat dilihat oleh banyak pihak, bisa dimulai membangun media yang dapat di akses oleh masyarakat umum seperti menggunakan media sosial untuk berkampanye. Menulis dan menceritakan hal-hal yang telah dilakukan oleh komunitas tentu dapat berdampak baik, sehingga tidak menutup kemungkinan komunitas akan punya peran dan posisi tawar yang lebih dari sekedar penerima layanan.

Wah”!, seru ya bincang-bincang singkat kami dengan para penggiat di IAC, memang sangat singkat dan semoga bisa menjadi inspirasi yang kuat bagi para penggiat penanggulangan HIV dan AIDS di daerah dalam mendorong perubahan kebijakan. Obrolan kami pun dilanjutkan dengan diskusi-diskusi ringan…, hmm seru…, kami disuguhi banyak jajanan pasar oleh teman-teman di IAC.

Sampailah di penghujung akhir dari kunjungan kami, kami pun mohon pamit dengan seluruh teman-teman di IAC untuk kembali ke Tangerang.

(BJR)

 

Post author

Leave a Reply