REMAJA BERDAYA, PAHAMI KESEHATAN REPRODUKSI SEJAK DINI

REPLIKA KAB. TANGERANG

Tangerang, 25 September 2025

Relawan Peduli Kespro HIV AIDS (REPLIKA) KPA Kab. Tangerang menggelar kegiatan bertajuk Talk Show remaja dalam peringatan hari kesehatan reproduksi  dengan tema “Remaja berdaya, pahami kesehatan reproduksi sejak dini di aula Kecamatan Kelapa Dua Kab. Tangerang

Acara dipandu oleh MC dari REPLIKA,  dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjut Mars Kabupaten Tangerang. Acara dibuka oleh Pengelola Program HIV KPA  Kabupaten Tangerang, Eko Darmawan, ST., dalam hal ini mewakili Sekretaris KPA Kab. Tangerang, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya sinergi antar-program dalam memastikan keberhasilan upaya penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten Tangerang.

Kegiatan ini melibatkan Peserta yang hadir berasal dari unsur pelajar SMP, SMA, Mahasiswa, Forum GenRe, serta Saka Bhakti Husada (SBH).

Selanjutnya, kegiatan diisi dengan sesi penyampaian materi yang sangat bermanfaat bagi para peserta, khususnya terkait isu Kesehatan Reproduksi Remaja. Materi pertama disampaikan oleh Ns. Eka Kurniasih dari Puskesmas Kelapa Dua dengan mengangkat tema “Kesehatan Reproduksi, HIV, dan NAPZA.” Dalam paparannya, beliau menjelaskan secara komprehensif mengenai pentingnya remaja memahami kesehatan reproduksi sejak dini. Topik ini meliputi pemahaman dasar tentang sistem reproduksi, cara menjaga kebersihan organ reproduksi, serta risiko yang dapat timbul apabila remaja terlibat dalam perilaku berisiko.

Selain itu, Ns. Eka Kurniasih juga menekankan keterkaitan erat antara kesehatan reproduksi dengan penyebaran HIV/AIDS dan penyalahgunaan NAPZA. Menurutnya, masih banyak remaja yang belum memiliki informasi yang benar mengenai cara penularan HIV. Hal ini sering kali menimbulkan kesalahpahaman dan berujung pada perilaku berisiko. Remaja diingatkan untuk menjauhi Narkoba,  karena penyalahgunaan zat terlarang ini tidak hanya merusak kesehatan fisik dan mental, tetapi juga dapat menjadi pintu masuk terhadap risiko penularan HIV, terutama melalui penggunaan jarum suntik bergantian. Dengan gaya penyampaian yang komunikatif, beliau mampu menarik perhatian peserta untuk lebih peduli terhadap kesehatan diri.

Materi kedua dibawakan oleh Topan Bagaskara dari Suara logika dengan topik “Stigma dan Diskriminasi terhadap ODHA (Orang dengan HIV/AIDS).” Dalam sesi ini, peserta diajak untuk membuka wawasan mengenai realita sosial yang masih sering dihadapi ODHA, yakni stigma negatif dan diskriminasi di masyarakat. Topan menjelaskan bahwa stigma tidak hanya menyakiti secara psikologis, tetapi juga dapat menghambat upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Beliau mendorong para remaja untuk menjadi generasi yang lebih inklusif, menghargai perbedaan, serta berani melawan diskriminasi. Pesan yang sangat ditekankan adalah bahwa setiap orang berhak mendapatkan perlakuan yang adil, tanpa harus dibeda-bedakan karena status kesehatannya.

Antusiasme para peserta tampak jelas sepanjang jalannya sesi. Banyak pertanyaan kritis yang diajukan, mulai dari bagaimana cara mengetahui gejala awal HIV, langkah yang dapat dilakukan remaja untuk mencegah penyalahgunaan NAPZA, hingga cara bersikap ketika memiliki teman atau kerabat yang hidup dengan HIV. Hal ini menunjukkan bahwa peserta tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga terlibat aktif untuk memperluas wawasan mereka. Narasumber pun menjawab setiap pertanyaan dengan jelas dan memberikan contoh nyata sehingga mudah dipahami.

Acara kemudian ditutup dengan sambutan dari Camat Kelapa Dua, Bapak Dadang Sudrajat. Dalam sambutannya, beliau memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas terselenggaranya kegiatan edukasi ini. Menurut beliau, remaja adalah generasi penerus yang harus dibekali dengan pemahaman dan kesadaran kesehatan sejak dini. Pemerintah kecamatan mendukung penuh kegiatan yang berfokus pada kesehatan remaja, karena hal ini sejalan dengan upaya mewujudkan masyarakat yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.

Secara keseluruhan, kegiatan edukasi kesehatan reproduksi remaja ini berjalan dengan lancar, interaktif, dan penuh semangat. Peserta mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pentingnya menjaga kesehatan reproduksi sejak usia muda, memahami risiko HIV/AIDS, serta bahaya penyalahgunaan NAPZA. Tidak hanya itu, mereka juga semakin menyadari pentingnya menghapus stigma dan diskriminasi terhadap ODHA. Diharapkan melalui kegiatan ini, para remaja dapat menjadi agen perubahan positif di lingkungan masing-masing, menyebarkan informasi yang benar, serta turut berperan aktif dalam upaya pencegahan masalah kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS di masyarakat.. kontributor Media kpa Neylam

Leave a Reply