Fenomena Jejaring Sosial

Seks adalah perbedaan biologis perempuan dan lelaki, yang biasa disebut jenis kelamin. Seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi biologis, psikologis, sosial, prilaku dan kultural. Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan serta memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan dorongan seksual.

Seksualitas dari dimensi sosial dapat dilihat dari bagaimana seksualitas muncul dalam hubungan antar manusia, bagaimana pengaruh lingkungan dalam membentuk pandangan tentang seksualitas yang akhirnya membentuk perilaku seks. Mengapa ada orang yang datang ke rumah-rumah bordil?, mengapa ada orang yang tidak malu melakukan free sex?. Terlepas dari dosa yang telah mereka lakukan, mereka melakukannya karena adanya tuntutan akan kebutuhan.

Bagi sebagian kalangan, internet dapat dijadikan sarana untuk memenuhi kebutuhan seksnya. Keberadaan internet sekarang ini memang telah menjadi kebutuhan masyarakat perkotaan pada umumnya, mengingat pentingnya ilmu dan informasi yang bisa didapatkan melalui internet. Namun tidak semua pengguna internet memiliki tujuan yang sama, khususnya bagi pengguna jejaring sosial. Karena berdasarkan fakta, ternyata Facebook lebih banyak dipakai untuk mencari jodoh dan selingkuh, sumber dari Ruanghati.com.

Trend jejaring sosial yang kian marak di internet saat ini, telah menyebabkan keranjingan sebagian penggunanya, terutama dikalangan remaja. Karena untuk bisa eksis di dunia maya bukanlah suatu hal yang sulit. Layanan internet dapat dengan mudah di akses melalui ponsel maupun rental komputer yang menyediakan layanan internet yang biasa disebut warung internet (warnet). Faktanya jejaring sosial Facebook adalah web yang paling banyak diakses oleh pengguna internet di Indonesia (top sites in Indonesia) sumber dari Alexa web.

Sebagaimana kehidupan sosial masyarakat di kehidupan nyata, pergaulan bebaspun dapat ditemukan dalam jejaring sosial. Penyalahgunaan napza, hedonis (memuja kenikmatan duniawi), pergaulan bebas hingga free seks sudah menjadi gaya hidup sebagian remaja di Indonesia. Menurut sumber dari Kompas.com, jumlah kasus aborsi di Indonesia setiap tahun mencapai 2,3 juta kasus aborsi, 30 % diantaranya dilakukan oleh para remaja dan 50 % penderita HIV-AIDS, menimpa kelompok usia 19 – 25 tahun.

Bagaimana pemerintah menyingkapi fenomena pergaulan bebas dijejaring sosial ini?. Mungkinkah trend jejaring sosial seperti Facebook juga telah diakses sebagian pekerja seks?. Bagaimana cara memonitor prilaku para pengguna web jejaring sosial ini?. Bagaimana masa depan bangsa ini jika generasi mudanya berguguran karena terinfeksi virus mematikan ini?. Kecenderungan epidemi HIV di Indonesia saat ini dan ke depan adalah penularan melalui transmisi seksual yang dengan proporsi terbesar di kelompok pelanggan wanita pekerja seks (WPS) dan pasangan pelanggan WPS (Pemodelan Matematik Kementrian Kesehatan 2008).

 

Post author

Leave a Reply