Masyarakat Indonesia Menuntut Badan POM, Segera Realisasikan Obat Hepatitis Murah

Masyarakat Indonesia Menuntut Badan POM, Segera Realisasikan Obat Hepatitis Murah

Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan) yang beralamat di Jalan Percetakan Negara No.23, RT.23 RW.7, Johar Baru, Cempaka Putih, Kota Jakarta Pusat ini,  pada hari Kamis, 27 Juli 2017 di ramaikan oleh beberapa Lembaga Organisasi Kemasyarakatan yang bergabung dan menamakan dirinya “Masyarakat Indonesia”, untuk mengelar aksi damai. Aksi damai dilakukan guna menuntut agar Badan POM segera  mendaftarkan obat-obatan Hepatitis C yang efektif untuk semua jenis genetik.

Aksi yang dimulai pada puku 10:00 WIB ini berlangsung denagn aman dan di sambut baik oleh Badan POM. “Awal Agustus di 2017 ini sudah dalam proses, pihak pendaftar sudah mengajukan dokumennya kurang lebih dua atau tiga minggu yang lalu.  Oleh sebab itu Badan POM sebagai otoritas regulatori yang harus melindungi masyarakat harus memastikan obat itu harus terbukti efektif dan aman untuk dikonsumsi, aman dan berkualitas, sehingga tujuan pengobatan itu berhasil dengan baik”, Ujar perempuan yang biasa dipanggil Ibu Togi.

Dok PHI
Dok PHI

Dalam tuntutannya “Masyarakat Indonesia” menyampaikan 3 (tiga) poin penting, yaitu (1). Badan POM segera menyetujui proses registrasi daclatasvir dan velpatasvir di minggu pertama Bulan Agustus 2017, agar kemkes merubah rencana pengadaan obat-obatan  Hepatitis C untuk tahun 2018, (2). Badan POM mempermudah proses registrasi yang dilakukan oleh perusahaan obat generik terkait Obat Hepatitis C, khususnya pan genotype, dan (3). Badan POM mendukung program pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan (KEMENKES) dalam upaya eliminasi hepatitis tahun 2030.

Perlu diketahui Virus Hepatitis C telah menjadi salah satu penyebab utama penyakit hati kronik di seluruh dunia. Badan Kesehatan Dunia memperkirakan ada 71 juta orang di dunia yang terinfeksi hepatitis C kronis. dan 10 juta orang di antaranya tinggal di wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia.   Virus Hepatitis menyebabkan lebih dari 1 juta kematian pada tahun 2015. Angka ini serupa dengan kematian yang disebabkan oleh tuberkulosis (TB) dan lebih tinggi dari kematian terkait HIV. Namun, jumlah kematian terkait virus Hepatitis meningkat dari waktu ke waktu sementara kematian terkait TB dan HIV menurun. (Sumber Hepatitis C Fact Sheet, WHO, April 2017 WHO Global Hepatitis Report, 2017)

Di Indonesia sendiri menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi orang yang terinfeksi hepatitis C 2,5% atau sekitar 5 juta orang. Berdasarkan data tersebut di atas sudah selayaknya permasalahan terkait Hepatitis C menjadi perhatian pemerintah dan perlu digaris bawahi bahwa Indonesia merupakan negara yang ikut menjadi bagian dalam penyusunan rencana aksi dan strategi badan kesehatan dunia wilayah Asia Tenggara (SEARO) yang untuk mengeliminasi hepatitis C di tahun 2030.

[AK]

Leave a Reply